Indonesia tidak kalah dengan adu
banteng yang ada di Spanyol. Kita juga mempunyai adu kerbau yang sama halnya
dengan adu banteng yang ada di Spanyol yaitu Mapasilaga Tedong yang merupakan
tradisi unik di Tana Toraja.
Tana Toraja merupakan salah satu
tempat wisata yang paling terkenal dan paling sering dikunjungi oleh para
tourism yang ada di Sulawesi Selatan. Biasanya para turis datang ke tempat ini
tidak lain tidak bukan adalah untuk melihat beberapa keunikan di Tana Toraja
ini. Salah satunya adalah Mapasilaga Tedong yang akan kita bahas lebih dalam
saat ini.
Mapasilaga tedong adalah tradisi unik
para leluhur Tana Toraja yang rutin dilakukan pada saat upacara pemakaman orang
yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, yang biasa mereka sebut sebagai
Rambu Solo. Acara Mapasilaga Tedong ini dilakukan sebelum upacara adat di
mulai. Puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan di lapangan tempat upacara
akan dilaksanakan. Kerbau-kerbau yang akan diadu tersebut kemudian diarak
dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah
wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante
(pemakaman). Pada saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan
dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang
menumbuk padi pada lesung secara bergantian.
Pihak keluarga yang menyelenggarakan
Mapasilaga Tedong harus daging babi bakar, rokok dan tuak kepada pemandu kerbau
dan para tamu yang datang. Arena adu kerbau harus ditempatkan di sebuah sawah
yang luas dan berlumpur atau direrumputan. Untuk Mapasilaga Tedong tidak
memakai kerbau yang sembarangan, mereka hanya menggunakan tiga jenis Kerbau
yang akan di adu di Mapasilaga Tedong yaitu Kerbau bule atau kerbau albino,
kerbau lumpur (hanya ada di Tana Toraja), Kerbau Salepo yang punya bercak hitam
di punggung dan Lontong Boke yang memiliki punggung berwarna hitam.
Mapasilaga Tedong dimulai dengan dua
kerbau yang diadu dan mereka menghantamkan tanduk mereka ke tanduk lawannya dan
saling menjatuhkan satu sama lain. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau
yang berlari dari arena Mapasilaga Tedong. Selain itu, ada juga prosesi pemotongan
kerbau ala Toraja. Prosesi ini adalah menebasan kepala Kerbau dengan sebuah
Parang yang dilakukan dalam sekali tebasan saja.
Bagi masyarakat toraja, Kerbau
merupakan hewan yang suci. Dan kerbau yang digunakan untuk Mapasilaga Tedong
adalah kerbau yang harganya mencapai ratusan juta rupiah.
(http://indonesianunik.wordpress.com/2014/02/10/tradisi-unik-mapasilaga-tedong-tana-toraja-indonesia/)
0 komentar:
Posting Komentar