dugderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.
Kegiatan ini meliputi pasar rakyat
yang dimulai sepekan sebelum dugderan, karnaval yang diikuti oleh pasukan
merahputih, drumband, pasukan pakaian adat “BINNEKA TUNGGAL IKA” , meriam ,
warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang.
Ciri
Khas acara ini adalah warak
Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala
naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna –
warni. Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama
juga diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan.
Sejarah “Dugder”
Sudah sejak lama umat Islam berbeda
pendapat dalam menentukan hari dimulainya bulan Puasa, masing-masing pihak biasanya
ingin mempertahankan kebenarannya sendiri-sendidi, hal tersebut sering
menimbulkan beberapa penentuan dimulainya puasa ini mendapat perhatian yang
berwajib. Hal ini terjadi pada tahun 1881 dibawah Pemerintah Kanjeng Bupari
RMTA Purbaningrat.Beliaulah yang pertama kali memberanikan diri menentukan
nulainya hari puasa, yaitu setelah Bedug Masjid Agung dan Maeriam di halaman
Kabupaten dibunyikan masing-masing tiga kali. Sebelum membunyikan bedug dan
meriam tersebut, diadakan upacara dihalaman Kabupaten.
Adanya upacara Dug Der tersebut makin
lama makin menarik perhatian masyarakat Semarang dan sekitarnya, menyebabkan
datangnya para pedagang dari berbagai daerah yang menjual bermacam0macam
makanan, minuman dan mainan anak-anak seperti yang terbuat dari tanah liat (
Celengan, Gerabah), mainan dari bambu ( Seruling, Gangsingan), mainan dari
kerta (Warak Ngendog)
Jalannya Upacara
Sebelum pelaksanaan dibunyikan bedug
dan meriam di Kabupaten, telah dipersiapkan berbagai perlengkapan berupa :
1. Bendera
2. Karangan bunga untuk dikalungkan pada 2 (dua) pucuk meriam yang akan dibunyikan.
3. Obat Inggris (Mesiu) dan kertas koran yang merupakan perlengkapan meriam
4. Gamelan disiapkan di pendopo Kabupaten.
1. Bendera
2. Karangan bunga untuk dikalungkan pada 2 (dua) pucuk meriam yang akan dibunyikan.
3. Obat Inggris (Mesiu) dan kertas koran yang merupakan perlengkapan meriam
4. Gamelan disiapkan di pendopo Kabupaten.
Adapun petugas yang harus siap
ditempat :
1. Pembawa bendera
2. Petugas yang membunyikan meriam dan bedug
3. Niaga ( Pengrawit)
4. Pemimpin Upacara, biasanya Lurah/Kepala Desa setempat.
1. Pembawa bendera
2. Petugas yang membunyikan meriam dan bedug
3. Niaga ( Pengrawit)
4. Pemimpin Upacara, biasanya Lurah/Kepala Desa setempat.
Upacara Dug Der dilaksanakan sehari
sebelum bulan puasa tepat pukul 15.30 WIB.Ki Lurah sebagai Pimpinan Upacara
berpidato menetapkan hari dimulainya puasa dilanjutkan berdoa untuk mohon
keselamatan. Kemudian Bedug di Masjid dibunyikan 3 (tiga) kali. Setelah itu
gamelan Kabupaten dibunyikan dengan irama MOGANG.
Prosesi “Dugder”
Meskipun jaman sudah berubah dan
berkembang namun tradisi Dug Der masih tetap dilestarikan. Walaupun pelaksanaan
Upacara Tradisi ini sudah banyak mengalami perubahan, namun tidak mengurangi
makna Dug Der itu sendiri. Penyebab perubahan pelaksanaan antara lain adalah
pindahnya Pusat Pemerintahan ke Balaikota di Jl Pemuda dan semakin menyempitnya
lahan Pasar Malam, karena berkembangnya bangunan-bangunan pertokoan di seputar
Pasar Johar.Upacara Tradisi Dug Der sekarang dilaksanakan di halaman Balaikota
dengan waktu yang sama, yaitu sehari sebelum bulan Puasa. Upacara dipimpin
langsung oleh Bapak Walikota Semarang yang berperan sebagai Adipati
Semarang.Setalah upacara selesai dilaksnakan, dilanjutkan dengan
Prosesi/Karnaval yang diikuti oleh Pasukan Merah Putih, Drum band, Pasukan
Pakaian Adat “ Bhinneka Tunggal Ika “, Meriam, Warak Ngendog dan berbagai
kesenian yang ada di kota Semarang.
Dengan bergemanya suara bedug dan
meriam inilah masyarakat kota Semarang dan sekitarnya mengetahui bahwa besok
pagi dimulainya puasa tanpa perasaan ragu-ragu.
(http://wisatasemarang.wordpress.com/2010/04/11/sejarah-dugderan/)
Terimakasih infonya sangat membantu
BalasHapussalam MobilBarusuzuki-makasar