Dalam rangka memperingati tahun
baru Hijriyah, 1 Syuro, Masyarakat Ponorogo menggelar acara larung sesaji
buceng nasi beras merah di Telaga Ngebel, Ponorogo Jatim. Ribuan wisatawan dari
berbagai daerah memadati hampir separuh jalan lingkar yang mengelilingi waduk
alami yang berlokasi di Kecamatan Ngebel.
Ritual tahunan yang menjadi salah
satu puncak perayaan Suroan di Kota Reyog tersebut terkesan semakin semarak
dengan aneka hiburan tradisional, di sekitar lokasi pelarungan.
Prosesi
pelarungan ditandai dengan arak-arakan dua tumpeng raksasa yang disebut Buceng
Agung dan Buceng Purak oleh sejumlah pemuka adat mengelilingi Telaga Ngebel.
Selesai pawai yang diiringi pasukan
berseragam adat ala kerajaan dan sejumlah gadis berpakaian putri keraton,
buceng agung dari nasi beras merah dan sejumlah buah serta sayuran itu kemudian
dilarung (ditenggelamkan) di tengah Telaga Ngebel. Sementara buceng purak yang
berisi aneka jajanan pasar, hasil bumi, buah serta sayuran diperebutkan oleh
warga di pinggir telaga.
"Larungan ini dilakukan setiap
1 Muharam. Ini sebagai wujud puji syukur kami warga sekitar Ngebel karena
setahun ini telah diberi rahmat rezeki dan keselamatan oleh Tuhan Menurut
beberapa orang ritual larungan sesaji diyakini sebagai kegiatan untuk tolak
bala atau menjauhkan masyarakat Ponorogo, khususnya yang tinggal di sekitar Telaga
Ngebel agar dijauhkan dari segala marabahaya.
(sumber:http://wartapedia.com/wisata/wisata-budaya/12923-grebeg-suro--larung-sesaji-di-telaga-ngebel-disaksikan-ribuan-wisatawan)
0 komentar:
Posting Komentar