Senin, 24 Februari 2014

Posted by Unknown On 01.32


Dalam rangka memperingati tahun baru Hijriyah, 1 Syuro, Masyarakat Ponorogo menggelar acara larung  sesaji buceng nasi beras merah di Telaga Ngebel, Ponorogo Jatim. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah memadati hampir separuh jalan lingkar yang mengelilingi waduk alami yang berlokasi di Kecamatan Ngebel.
Ritual tahunan yang menjadi salah satu puncak perayaan Suroan di Kota Reyog tersebut terkesan semakin semarak dengan aneka hiburan tradisional, di sekitar lokasi pelarungan.
Prosesi pelarungan ditandai dengan arak-arakan dua tumpeng raksasa yang disebut Buceng Agung dan Buceng Purak oleh sejumlah pemuka adat mengelilingi Telaga Ngebel.
Selesai pawai yang diiringi pasukan berseragam adat ala kerajaan dan sejumlah gadis berpakaian putri keraton, buceng agung dari nasi beras merah dan sejumlah buah serta sayuran itu kemudian dilarung (ditenggelamkan) di tengah Telaga Ngebel. Sementara buceng purak yang berisi aneka jajanan pasar, hasil bumi, buah serta sayuran diperebutkan oleh warga di pinggir telaga.
"Larungan ini dilakukan setiap 1 Muharam. Ini sebagai wujud puji syukur kami warga sekitar Ngebel karena setahun ini telah diberi rahmat rezeki dan keselamatan oleh Tuhan Menurut beberapa orang ritual larungan sesaji diyakini sebagai kegiatan untuk tolak bala atau menjauhkan masyarakat Ponorogo, khususnya yang tinggal di sekitar Telaga Ngebel agar dijauhkan dari segala marabahaya.
(sumber:http://wartapedia.com/wisata/wisata-budaya/12923-grebeg-suro--larung-sesaji-di-telaga-ngebel-disaksikan-ribuan-wisatawan)

0 komentar:

Posting Komentar