RITUAL PERAYAAN NYEPI
Beberapa hari yang
lalu umat Hindu baru saja merayakan hari raya Nyepi. Yakni hari raya yang
dirayakan pada saat tahun baru berdasarkan kalender Saka. Di mana tepat pada
saat matahari menuju garis lintang utara atau yang dikenal orang Hindu di Bali
dengan Devayana. Devayana adalah waktu yang paling tepat untuk mendekatkan diri
pada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu provonsi di Indonesia yang berpenduduk
mayoritas umat Hindu adalah Bali.
Khusus di hari Nyepi,
suasana di Bali terasa amat berbeda dengan biasanya. Tidak ada aktivitas di
luar rumah, sekolah di liburkan dan semua aktivitas ditiadakan. Hanya fasilitas
umum seperti rumah sakit saja yang diperbolehkan beroperasi. Hal ini karena
tepat di hari itu umat Hindu melakukan perenungan diri selama 24 jam agar
diharapkan dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi. Ada beberapa larangan
yang dilakukan di hari Nyepi, yakni Ameti Karya yaitu tidak boleh bekerja,
Ameti Lelungan yaitu tidak boleh bepergian, Ameti Laguang yaitu tidak melakukan
puasa, dan Ameti Geni yaitu tidakboleh bermain api dan harus menahan hawa
nafsu.
Perayaan Nyepi di
Bali sudah berlangsung sejak abad ke-78
masehi silam. Perayaan Nyepi dilakukan dalam beberapa rangkaian upacara adat
seperti melasti, Bhuta Yajna, dan Ngembak Geni. Upacara Melasti adalah upacara
dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari raya Nyepi. Di hari itu, umat hindu
mengarak segala perlengkapan sembahyang yang ada di pura ke danau, sungai, atau
laut. Karena ketiga tempat tersebut adalah sumber air suci yang diyakini dapat
menjadi media penyuci dari segala kotoran yang ada dalam diri manusia.
Kemudian, sehari
sebelum hari raya dilakukan upacara Bhuta Yajna yakni upacara yang dimaksudkan
untuk mengusir roh-roh jahat. Ritual tersebut dilaksanakan dengan membuat
patung buta kala atau raksasa jahat atau dalam bahasa bali dikenal dengan
istilah ogoh-ogoh. Upacara ogoh-ogoh dilakukan di depan rumah atau alun-alun.
Ogoh-ogoh tersebut diarak beramai-ramai ke seluruh kampung dan dimulai dari
petang hingga terbenamnya matahari, atau paling lambat pukul 24.00. Selesai
diarak, ogoh-ogoh kemudian dibakar dan ritual ini mengandung makna bahwa pada
saat hari raya Nyepi seluruh roh-roh jahat dimusnahkan. Keesokan harinya umat
hindu melakukan penyepian selama 24 jam.
Ritual yang terakhir
adalah Ngembak Geni yang dilakukan pada hari kedua Nyepi dengan ber-dharma
Shanti dengan keluarga besar dan tetangga. Makna dari Dharma Shanti adalah
menyadari bahwa seluruh manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan siap
memulai tahun baru saka dengan jiwa positif. Oleh karena itu pada saat Ngembak
Geni, umat Hindu berkunjung ke sanak keluarga dan masyarakat sekitar untuk
menyampaikan ucapan selamat tahun baru, saling memaafkan, menyayangi dan hidup
rukun. Pada hari itu juga, masyarakat Hindu melakukan puasa, sembahyang dan
meditasi.
(sumber:http://www.aviva.co.id/id/index.php?option=com_content&view=article&id=200:ritual-perayaan-nyepi-di-bali&catid=83&Itemid=741&lang=en)
0 komentar:
Posting Komentar